Kaltim mendapat kunjungan Majelis Agama Islam Negeri (MAIN) Johor, Malaysia, selama empat hari (18-21/3). Rombongan yang terdiri dari 17 pegawai tersebut juga mengunjungi Kota Balikpapan. Tepatnya di Pondok Pesantren (Ponpes) Modern Al-Muttaqien, Sumber Rejo, Balikpapan Tengah.
Pimpinan rombongan Dato’ Haji Nooh bin Gadot mengatakan, kunjungan itu sebagai perekat silaturahmi dua negara serta memperkukuh ideologi ahlussunah wal jamaah (aswaja).
Nooh menyebut, santri di Ponpes Al-Muttaqien yang didirikan almarhum KH Anas Muchtar tersebut memiliki semangat dan kesungguhan untuk belajar ilmu agama aswaja.
“Ini saya melihat santrinya sangat luar biasa, termasuk guru-gurunya. Pondok ini telah mempertahankan dan membesarkan paham aswaja. Ini amat penting dalam cabaran akidah di dunia ini, termasuk di Malaysia dan Indonesia,” ujar Nooh saat mengunjungi Ponpes Al-Muttaqien, Selasa (20/3).
Dia mengungkapkan, kedua negara memiliki kesamaan dalam agama, ideologi, dan bahasa. Kedua negara yang serumpun tak boleh dipisahkan.
“Maka, ini kami harus terus merapatkan hubungan antardua negara. Jadi ini sangat luar biasa,” sebutnya.
Dirinya tidak mempermasalahkan meski banyak perbedaan pemahaman antar umat Islam. Perbedaan tersebut justru memperkukuh umat Islam di dunia.
“Indonesia dan Malaysia tak boleh dipisahkan. Ibarat irama dan lagu yang tak boleh dipisahkan. Agama satu, bahasa satu, Alquran satu, pemikiran pun satu,” sebutnya.
Sementara itu, pengasuh Ponpes Al-Muttaqien KH Imam Taufik Sahrul mengaku kaget dan tak menduga dengan kedatangan pegawai Malaysia itu.
“Saya juga kaget, jadi dua hari sebelumnya tiba-tiba pihak travel yang mengangkut rombongan ingin berkunjung ke ponpes kami. Tak tujuannya hanya ingin tahu kondisi ponpes di Balikpapan. Kunjungan ini menjadi suatu kehormatan bagi kami,” ucapnya.
Diketahui, Ponpes Modern Al-Muttaqien merupakan satu-satunya pondok yang dikunjungi rombongan pengawas Malaysia. (balikpapan.prokal.co)