Pengelola Ponpes Modern Al-Muttaqien Balikpapan merupakan pesantren dengan sistem pengajaran yang memadukan antara salaf dengan pendidikan modern, sesuai dengan kaidah Al-Muhafadhah alal Qadimish Shalih wal Akhdzu bil-Jadidil Ashlah http://almuttaqienbalikpapan.com Wed, 30 Nov 2016 21:34:20 +0000 Joomla! - Open Source Content Management en-gb Serah Terima Santri Baru Tahun 2016 Berjalan Sukses http://almuttaqienbalikpapan.com/ikhbar/infopesantren/item/46-serah-terima-santri-baru-tahun-2016-berjalan-sukses http://almuttaqienbalikpapan.com/ikhbar/infopesantren/item/46-serah-terima-santri-baru-tahun-2016-berjalan-sukses

Ahad, 24 Juli 2016 para santri baru beserta wali santri dan keluarga mulai berdatangan sejak pagi hari ke Pondok Pesantren Modern Al-Muttaqien Balikpapan. Hari Ahad tersebut merupakan hari pertama bagi hampir 200-an santri baru dari tingkat MTs. Al-Muttaqien dan SMK Nahdlatul Ulama masuk pesantren.

Pada saat datang, para santri baru langsung menuju ke Pos Registrasi Santri Baru untuk mendapatkan Kartu Kamar. Usai mendapatkan Kartu Kamar, mereka menuju kepada kamar mereka dengan didampingi oleh ustadz yang bertugas untuk mendampingi santri baru.

Sementara para Wali Santri mulai berkumpul di ruang pertemuan para wali santri baru untuk mengikuti acara Silaturahmi dan Serah-Terima Santri Baru bersama Pengasuh Pondok, Ketua Yayasan dan Kepala MTs Al-Mutttaqien Balikpapan serta Kepala SMK Nahdlatul Ulama Balikpapan.

Acara Silaturahmi dan Serah-Terima Santri Baru dibagi menjadi dua session. Sesi pertama berlangsung pada pukul 11.00 WITA, sedangkan sesi kedua berlangsung pada pukul 14.00 WITA.

Hampir 200-an tersebut merupakan santri yang wajib mondok pada jenjang MTs dan SMK. Sementara pada jenjang RA dan MI, santri belum diwajibkan mondok. Santri ponpes Modern Al-Muttaqien Balikpapan pada semua jenjang pendidikan mencapai 800-an santri / peserta didik.

 

 

]]>
[email protected] (Pengelola) Informasi Tue, 26 Jul 2016 21:28:25 +0000
Info Kembali ke Pesantren Pasca Libur Ramadlan dan Idul Fitri http://almuttaqienbalikpapan.com/ikhbar/infopesantren/item/45-info-kembali-ke-pesantren-pasca-libur-ramadlan-dan-idul-fitri http://almuttaqienbalikpapan.com/ikhbar/infopesantren/item/45-info-kembali-ke-pesantren-pasca-libur-ramadlan-dan-idul-fitri

Diberitahukan kepada santri Pondok Pesantren Modern Al-Muttaqien Balikpapan bahwa kembali ke Pesantren pada hari Rabu, 27 Juli 2016, pasca liburan Ramadlan dan Idul Fitri 1437 Hijriyah (libur lebaran).

1. Santri baru diharapkan sudah berada di lingkungan pesantren sebelum pukul 11.00 WITA pada Ahad 24 Juli 2016 bersama orang tua / wali yang mendampingi. 

Selanjutnya, akan ada pengarahan dari Pengasuh, Ketua Yayasan Ponpes Modern Al-Muttaqien dan para kepala sekolah kepada orang tua/wali mengenai hal-hal yang perlu diketahui oleh orang tua/wali santri.

Perlu kiranya kami juga ingatkan, khususnya untuk lebih mengetahui hal-hal yang perlu dipersiapkan ketika masuk pesantren, berupa barang bawaan dan lain sebagainya.

  • Pakaian shalat dan aktifitas sehari-hari seperti baju lengan panjang (koko, gamis dan lainnya), sarung dan kopyah bagi putra, mukena, gamis dan kerudung bagi putri, termasuk juga sorban bila ada, sandal dan pakaian sehari-hari lainnya.
  • Pakaian sekolah, diawal masuk wajib mengenakan celana hitam, baju putih lengan panjang dan kopyah hitam bagi putra, sedangkan bagi putri, bawahan/rok hitam, baju putih, kerudung hitam, beserta sepatu. Pakaian ini dikenakan sampai seragam sekolah dibagikan oleh pihak sekolah.
  • Peralatan tidur, mencuci dan mandi, seperti alas tidur, bantal bila perlu, selimut, sikat gigi, pasta gigi, sabun, sampo, handuk, ember & gayung, deterjen, gantungan baju bila perlu, dan lain-lain.
  • Peralatan / keperluan belajar seperti buku (buku tulis dan lainnya), bolpen, pensil, penghapus, penggaris, tas sekolah, dan peralatan lain yang diperlukan. Jangan lupa membawa Al-Qur'an. LEMARI/ box pakaian sudah disediakan di kamar masing-masing. Di pesantren juga terdapat koperasi yang menyediakan beberapa barang/peralatan seperti diatas.
  • PENTING !!! semua barang yang dibawa harus diberi TANDA atau NAMA dengan sesuatu yang tidak bisa luntur atau terhapus agar barang bawaan masing-masing tidak tertukar. Bila perlu, bordir nama pada pakaian.

2. Santri lama diharapkan sudah berada di lingkungan pesantren BA'DA 'ASHAR, dan sudah wajib mengikuti kegiatan shalat Maghrib Berjama'ah.

 

Selamat belajar,
enjoy di Pesantren & Sekolah, enjoy menuntut Ilmu.

وعن أبي الدرداء رضي الله عنه قال : سَمِعْتُ رَسُوْلَ الله صلي الله عليه وسلم يَقُوْلُ : مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَبْتَغِي فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ الله لَهُ طَرِيْقًا اِليَ الجَنَّةِ, وَاِنَّ المَلاَئِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ العِلْمِ رِضًا بِمَا صَنَعَ, وَاِنَّ العَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ  وَمَنْ فِي الأَرْضِ حَتَّي الحِيْتَانُ فِي المَاءِ, وَفَضْلُ العَالِمِ عَلَي العَابِدِ كَفَضْلِ القَمَرِ عَلَي سَائِرِ الكَوَاكِبِ, وَاَنَّ العُلَمَاءَ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءَ, وَاِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْنَارًا وَلاَدِرْهَمًا, اِنَّمَا وَرَّثُوْا العِلْمَ, فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ. (رواه أبو داود والترمذي)[1]  
Dari Abu Darda’ r.a berkata:

“Saya mendengar Rosulullah Saw. berkata : "Barang siapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu maka Allah memudahkan baginya jalan ke sorga.

Dan sesungguhnya malaikat membentangkan sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu karena ridho dengan apa yang diperbuatnya, dan bahwasanya penghuni langit dan bumi sampai ikan yang ada dilautan itu senantiasa memintakan ampun kepada orang yang pandai.

Keutamaan orang yang 'alim terhadap orang yang ‘abid bagaikan keutamaan bulan purnama terhadap bintang-bintang.

Sesungguhnya ulama’ itu adalah pewaris para nabi dan bahwasanya para nabi tidak akan mewariskan dinar ataupun dirham (kekayaan duniawi) tetapi para nabi mewariskan ilmu pengetahuan, maka barang siapa yang menuntut ilmu maka ia telah mengambil bagian yang sempurna. (HR. Abu Daud & At-Turmidzi)

]]>
[email protected] (Pengelola) Informasi Wed, 20 Jul 2016 12:09:36 +0000
Wakaf Tanah Untuk Pengembangan Pesantren http://almuttaqienbalikpapan.com/ikhbar/infopesantren/item/44-wakaf-tanah-untuk-pengembangan-pesantren http://almuttaqienbalikpapan.com/ikhbar/infopesantren/item/44-wakaf-tanah-untuk-pengembangan-pesantren

 Yayasan Pondok Pesantren Modern Al-Muttaqien Balikpapan menerima wakaf, infaq dan shaqadah untuk pengembangan pendidikan dan dakwah Pondok Pesantren.


 Saat ini Pondok Pesantren Modern Al-Muttaqien memiliki jenjang pendidikan mulai dari tingkar RA sampai SMK, sertai madrasah diniyyah untuk kajian keagamaan secara intensif. Santri yang berada di asrama pesantren mencapai 400-an.

Untuk perluasan / pengembangan pesantren dibutuhkan lahan yang lebih luas, untuk itu bagi para dermawan yang ingin berinvestasi akhirat (amal jariyah / amal jangka panjang) berupa wakaf tanah dapat menghubungi langsung kepada Pengasuh Pondok Pesantren Modern Al-Muttaqien di nomor 0812 4800 002 (KH. Moh. Anas Mochtar).

 

 

]]>
[email protected] (Pengelola) Informasi Fri, 06 May 2016 23:48:42 +0000
Brosur Penerimaan Santri / Siswa Baru Ponpes Modern Al-Muttaqien TP. 2016/2017 http://almuttaqienbalikpapan.com/ikhbar/infopesantren/item/43-brosur-penerimaan-santri-siswa-baru-ponpes-modern-al-muttaqien-tp-2016-2017 http://almuttaqienbalikpapan.com/ikhbar/infopesantren/item/43-brosur-penerimaan-santri-siswa-baru-ponpes-modern-al-muttaqien-tp-2016-2017

Brosur penerimaan santri dan siswa baru Pondok Pesantren Modern Al-Muttaqien Balikpapan Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan jenjang pendidikan mulai dari Raudlatul Athfal (setingkat TK), Madrasah Ibtidaiyah (setingkat SD), Madrasah Tsanawiyah (setingkat SMP) dan SMK Nahdlatul Ulama Balikpapan.

Pendaftaran dibuka mulai tanggal 1 April 2016 sampai 25 Juni 2016.

 



Daftar Website / Situs Online :

 

]]>
[email protected] (Pengelola) Informasi Thu, 07 Apr 2016 05:23:27 +0000
Nasihat Imam Al-Bukhari bagi Pencari Ilmu http://almuttaqienbalikpapan.com/artikel/ubudiyah/item/42-nasihat-imam-al-bukhari-bagi-pencari-ilmu http://almuttaqienbalikpapan.com/artikel/ubudiyah/item/42-nasihat-imam-al-bukhari-bagi-pencari-ilmu

Menuntut ilmu bukanlah perkara mudah dan sederhana. Butuh pengorbanan dan kesabaran tingkat tinggi untuk menguasainya. Selain itu, godaan dalam proses mencari ilmu juga cukup banyak, beraneka ragam, dan datang silih berganti; baik godaan dari luar maupun dalam diri sendiri. Kesuksesan seorang pelajar sangat ditentukan oleh sejauh mana dia mampu mengusir setiap godaan ini.


Jalaluddin As-Suyuthi dalam kitab Tadribur Rawi mengutip sebuah kisah tentang nasihat Imam Al-Bukhari kepada seorang murid yang ingin belajar hadits kepadanya. Singkat kata, imam hadits ini mengatakan, jika kamu ingin menjadi ahli hadits yang sempurna, kamu mesti menulis empat hal. Empat hal ini tidak sempurna kecuali dengan empat perkara. Apabila telah menyempurnakan empat perkara ini, kamu akan diberikan empat keuntungan sekaligus diuji dengan empat cobaan. Bila kamu lulus dari empat ujian tersebut, Allah SWT akan memberimu empat ganjaran di dunia dan di akhirat. Jabaran dari empat hal yang saling berkaitan itu adalah sebagai berikut:

لاتتم له له هذه الأشياء إلا بأربع هي من كسب العبد: معرفة الكتابة، واللغة، والصرف، والنحو، مع أربع هن من عطاء الله تعالى: الصحة، والقدرة، والحرص، والحفظ، فإذا صحت له هذه الأشياء هان عليه أربع: الأهل، والولد والمال والوطن، وابتلي بأربع: شماتة الأعداء، وملامة الأصدقاء، وطعن الجهلاء، وحسد العلماء، فإذا صبر على هذه المحن أكرمه الله تعالى في الدنيا بأربع: بعز القناعة، وبهيبة اليقين، وبلذة العلم، وبيحاة الأبد، وأثابه في الآخرة بأربع: بالشفاعة لمن أراد من إخوانه، وبظل العرش حيث لا ظل إلا ظله،  ويسقي من أراد من حوض محمد صلى الله عليه وسلم، وبجوار النبيين في أعلى عليين في الجنة

Artinya, “Hal ini (menuntut ilmu) tidak sempurna kecuali seseorang menguasai empat bidang: mahir baca-tulis, mengerti bahasa, menguasai ilmu sharaf, dan ilmu nahwu (gramtikal). Kemampuan ini harus dibarengi dengan karunia Allah: kesehatan, kemampuan, keuletan, dan hafalan. Apabila empat hal ini berjalan dengan baik, dia akan diberikan empat keuntungan: keluarga, anak, harta, dan domisili. Tapi seketika itu pula dia akan diuji dengan empat ujian: musuhnya dengki, celaaan sahabatnya, makian dari orang bodoh, dan keirian ulama. Jika seseorang berhasil melewati ujian ini, di dunia dia akan memperoleh empat kebaikan: semakin qana’ah, keyakinanya meningkat, merasakan nikmatnya ilmu, dan kenikmatan hidup. Kelak di akhirat, Allah SWT akan memuliakannya dengan empat kesempatan: dapat memberikan syafaat kepada siapa yang dia inginkan, berhak memberi minum kepada siapa pun dari telaga Nabi Muhammad SAW,  dinaungi bayangan Arasy, dan diposisikan di surga paling tinggi, di samping surga para Nabi.”

Maksud dari pernyataan ini ialah bahwa keharusan bagi penuntut ilmu menguasai empat bidang sebagai dasar mencari ilmu, yaitu: pandai baca, pandai tulis, menguasai bahasa, dan gramatikalnya. Keempat potensi ini tidak akan berkembang kecuali atas karunia Tuhan. Dalam konteks ini, anugerah Tuhan itu berupa empat hal: kesehatan, kemampuan, semangat, dan kekuatan hafalan.

Sepintar apapun seorang anak, bila Allah SWT tidak memberikan kesehatan dan kesempatan belajar kepadanya, tentu proses belajarnya akan menjadi tidak efektif dan sempurna. Setelah berhasil menguasai empat bidang ini, dia diberikan empat karunia Tuhan, maka dia akan mendapatkan empat keuntungan: keluarga, anak, harta, dan domisili. Di samping beruntung, dia juga diuji dengan empat ujian: ada musuhnya yang dengki, sahabatnya juga ikut-ikutan mencaci-maki, umpatan dan hinaan dari orang-orang bodoh, dan ada juga ulama yang iri terhadap kepintarannya.

Jika dia mampu bertahan dan bersabar, Allah SWT akan memberikannya empat kebaikan: semakin qana’ah, keyakinanya bertambah kuat, dia merasakan nikmatnya ilmu, dan diberikan kebahagiaan hidup. Di akhirat kelak, kebahagiannya disempurnakan dengan empat kesempatan: mereka diberi kesempatan untuk memberi syafaat kepada orang yang diingininya, dilindungi oleh Arasy, berhak memberi minum kepada siapa saja dari telaga Nabi Muhammad SAW, dan dia diletakkan di surga kelas tinggi, yang berada di samping surga para Nabi.

Begitulah sulitnya menuntut ilmu. Ada banyak rintangan dan godaan yang mesti disingkirkan. Sangat beruntung orang yang mampu bersabar dalam melewati segala bentuk ujian ini. Di antara deretan cobaan di atas, umpatan dan cacian teman sejawat mungkin adalah ujian paling berat dibanding lainnya.

Barangkali sudah nasib orang berilmu seperti itu. Terkadang teman pun bisa jadi lawan, bahkan tak jarang nyawa pun dikorbankan demi sebuah kebenaran. Namun ketika datang masanya, mereka akan tersenyum bahagia di depan Yang Maha Kuasa ketika mampu melewati tahapan di atas. Wallahu a’lam. (Hengki Ferdiansyah/ NU Online)

Foto: Santri Ponpes Al-Muttaqien Balikpapan (tingkat tsanawiyah, 2013)

]]>
[email protected] (Pengelola) Ubudiyah Tue, 05 Apr 2016 04:03:20 +0000
Tatacara Shalat Gerhana Matahari dan Bulan http://almuttaqienbalikpapan.com/artikel/kolom-santri/item/41-tatacara-shalat-gerhana-matahari-dan-bulan http://almuttaqienbalikpapan.com/artikel/kolom-santri/item/41-tatacara-shalat-gerhana-matahari-dan-bulan

Insyaallah tanggal Rabu, 9 Maret 2016 bertepatan 29 Jumadil Ula 1437 H akan terjadi Gerhana Matahari Total (GMT). GMT ini akan melewati wilayah di Indonesia antara lain Palembang, Bangka, Belitung, Sampit, Palangkaraya, Balikpapan, Palu, Poso, Luwuk, Ternate, dan Halmahera. Sedangkan wilayah Indonesia lainnya akan mengalami Gerhana Matahari Sebagian.

Gerhana bukan hanya gejala alam biasa, namun bagian daripada tanda-tanda kekuasaan Allah SWT, sebagaimana disebutkan didalam al-Qur’an, sebagai berikut :

وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang menciptakannya" (QS. Fushshilat 41: 37)


Ayat ini setidaknya mengandung pengertian, pertama, perintah untuk sujud kepada Allah SWT dan larangan sujud kepada matahari dan bulan; kedua, perintah untuk sujud kepada Allah SWT ketika terjadi peristiwa yang berkaitan dengan matahari dan bulan. Pengertian kedua ini lebih jelas karena Nabi Saw. melaksanakan shalat ketika ada peristiwa yang berkaitan dengan keduanya.

Banyak riwayat yang menerangkan bahwa Rasulullah Saw melaksanakan shalat saat terjadi gerhana, diantaranya :

عَنِ المُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ، قَالَ: كَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ مَاتَ إِبْرَاهِيمُ، فَقَالَ النَّاسُ: كَسَفَتِ الشَّمْسُ لِمَوْتِ إِبْرَاهِيمَ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ الشَّمْسَ وَالقَمَرَ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ فَصَلُّوا، وَادْعُوا اللَّهَ
“Dari al-Mughirah bin Syu’bah, ia berkata: di masa Rasulullah Saw pernah terjadi gerhana matahari ketika hari kematian Ibrahim (putra Nabi). Kemudian orang-orang mengatakan bahwa munculnya gerhana ini karena kematian Ibrahim. Maka Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya gerhana matahari dan bulan tidak terjadi karena kematian atau lahirnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana tersebut, maka shalat dan berdo’alah kepada Allah.”. (HR. Al-Bukhari)

Didalam riwayat lain, Rasulullah Saw bersabda:

إِنَّ الشَّمْسَ وَالقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ، لاَ يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ، فَادْعُوا اللَّهَ، وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda-tanda kekuasaan Allah SWT, tidak terjadi karena kematian atau kelahiran seserang. Apabila kalian melihat gerhana, maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, shalatlah dan bershadaqahlah”. (HR. Al-Bukhari, Muslim, dan lainnya).

Shalat gerhana dalam bahasa arab sering disebut dengan istilah kusuf (الكسوف) dan khusuf (الخسوف) karena keduanya memiliki makna yang sama. Namun fuqaha (ulama ahli fiqh) lebih populer mengkhususkan atau memultakkan penggunaan istilah kusuf untuk gerhana matahari dan khusuf untuk gerhana bulan.

Shalat gerhana matahari disyariatkan pada tahun ke 2 hijriyah, sedangkan shalat gerhana bulan disyariatkan pada tahun ke-5 hijriyah.

Shalat gerhana matahari dan bulan termasuk jenis shalat yang disyariatkan karena adanya sebab. Oleh karena itu, bila gerhana telah lewat (berlalu) maka tidak perlu di-qadla’ dikarenakan “sebab”-nya sudah tidak ada.

Hukum shalat gerhana matahari dan bulan adalah sunnah muakkadah (sunnah yang sangat ditekankan) berdasarkan ijma’ ulama, baik laki-laki maupun perempuan, orang yang dalam perjalanan (safar), maupun orang yang shalat secara sendirian.

Disunnahkan pula mandi sebelum melaksanakan shalat gerhana sebagaimana mandi untuk shalat Jum’at, sebab shalat gerhana disyariatkan adanya perkumpulan (orang-orang), disunnahkan berjama’ah dan adanya khutbah setelahnya.

Sebelum melaksanakan shalat gerhana, disunnahkan adanya nida’ (seruan/panggilan) untuk melaksanakan shalat secara berjama’ah sebagaimana diterangkan didalam hadits, sebagai berikut:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: «لَمَّا كَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نُودِيَ إِنَّ الصَّلاَةَ جَامِعَةٌ»
“Dari Abdullah bin Umar radliyallahu ‘anhuma: ketika matahari mengalami gerhana di zaman Rasulullah Saw, orang-orang dipanggil shalat dengan lafadh: ash-shalatu jami’ah (mari kumpul shalat berjama’ah)”. (HR. Bukhari).

TATACARA SHALAT GERHANA:
Shalat gerhana terdiri dari 2 raka'at sebagaimana shalat sunnah lainnya, namun ada sedikit perbedaan yaitu pada setiap raka'at terdapat 2 kali berdiri, 2 qira'ah (membaca suratul Fatihah dan surah/ayat al-Qur’an), 2 ruku' dan 2 kali sujud. Artinya dalam satu kali shalat gerhana terdiri dari 2 raka’at, 4 kali berdiri, 4 kali membaca surah al-Fatihah, 4 kali membaca ayat/surah, 4 kali ruku. dan 4 kali sujud. Tahapannya sebagai berikut:

1. Berniat shalat gerhana. Niat letaknya didalam hati, namun ulama ada yang menganjurkan melafadhkan (mengucapkan) niat dengan lisan dengan tujuan agar niat dapat mudah tertanam didalam hati.

أُصَلِّيْ سُنَّةً لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ اِمَامًا / مَأْمُوْمًا لِلّهِ تَعَالَى
“Sengaja aku shalat sunnah gerhana matahari sebagai imam/makmum karena Allah SWT”

Untuk gerhana bulan, bisa diganti dengan "لِخُسُوْفِ الْقَمَرِ".

2. Takbiratul Ihram bersamaan dengan niat didalam hati, sebagaimana shalat seperti biasanya.

3. Membaca do’a istiftah dan ta’awudz sebagaimana pada umumnya sebagai bagian daripada kesunnahan didalam shalat, kemudian membaca suratul Fatihah, dan membaca ayat/surah. Disunnahkan membaca surah Al-Baqarah atau surah panjang yang semisalnya. Atau sekadarnya saja apabila tidak hafal surah/ayat al-Qur’an yang panjang.

4. Ruku’ sambil membaca tasbih. Lama ruku’ kira-kira kadarnya membaca 100 ayat. Bacaan tasbih saat ruku’ diulang-ulang (perbanyak).

سُبْحَانِ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ

5. Bangun dari ruku' (berdiri kedua), sambil membaca tasmi’ sebagai berikut:

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ، مِلْءُ السَّمَاوَاتِ، وَمِلْءُ الْأَرْضِ وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

Kemudian membaca suratul Fatihah (lagi), dilanjutkan dengan membaca ayat/surah yang kira-kira banyaknya 200 ayat atau lebih. Misalnya membaca surah Ali Imran (200 ayat).

6. Ruku' (ruku’ kedua) sambil membaca tasbih seperti sebelumnya. Lama ruku’ kedua kira-kira kadar membaca 70 ayat atau lebih pendek daripada ruku’ yang pertama sebelumnya.  Kemudian bangun dari ruku' yaitu posisi i'tidal sambil membaca tasmi’.

7. Sujud sebagaimana sujud seperti shalat biasanya, duduk diantara 2 sujud, dan sujud kembali (sujud kedua).

8. Kemudian bangkit dari sujud untuk mengerjakan raka'at ke-dua. Raka'at kedua dikerjakan sebagaimana raka'at pertama, yaitu:


•    Membaca suratul Fatihah, kemudian membaca ayat/surah, kira-kira banyak 150 ayat, atau lebih. Misalnya membaca surah An-Nisaa’ (jumlah ayatnya 176).

•    Ruku' (ruku’ ketiga) sambil membaca tasbih seperti ruku’ yang sebelumnya. Lama ruku’ ketiga kira-kira kadar 70 ayat.

•    Bangun dari ruku’, sambil membaca tasmi’ lagi. Kemudian membaca suratul Fatihah (lagi) dan membaca ayat/surah, kira-kira 100 ayat atau lebih. Misalnya membaca surah Al-Maaidah (jumlahnya 120 ayat)

•    Ruku' (ruku’ ke-empat) sambil membaca tasbih. Lama ruku’ ketiga kira-kira kadar 50 ayat. Kemudian bangun dari ruku' yaitu posisi i'tidal sambil membaca tasmi’.

9. Kemudian sujud seperti biasa, duduk diantara dua sujud, membaca tasyahhud, shalawat kepada Nabi dalam tasyahhud, dan salam, seperti halnya shalat biasanya.

Shalat sunnah gerhana matahari disunnahkan sir (lirih/tidak dinyaringkan) bacaannya, sedangkan shalat sunnah gerhana bulan disunnahkan jahar (menampakkan suara/suaranya dinyaringkan).

Shalat gerhana memang termasuk jenis shalat sunnah yang panjang/lama durasinya. Raka’at pertama lebih lama daripada raka’at kedua. Ruku’ pertama lebih dalam daripada ruku’ yang kedua, ketiga dan keempat. Didalam hadits disebutkan :

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّهُ قَالَ: خَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالنَّاسُ مَعَهُ، فَقَامَ قِيَامًا طَوِيلًا نَحْوًا مِنْ سُورَةِ البَقَرَةِ، ثُمَّ رَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلًا، ثُمَّ رَفَعَ، فَقَامَ قِيَامًا طَوِيلًا، وَهُوَ دُونَ القِيَامِ الأَوَّلِ، ثُمَّ رَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلًا، وَهُوَ دُونَ الرُّكُوعِ الأَوَّلِ، ثُمَّ سَجَدَ، ثُمَّ قَامَ، فَقَامَ قِيَامًا طَوِيلًا، وَهُوَ دُونَ القِيَامِ الأَوَّلِ، ثُمَّ رَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلًا، وَهُوَ دُونَ الرُّكُوعِ الأَوَّلِ، ثُمَّ رَفَعَ، فَقَامَ قِيَامًا طَوِيلًا، وَهُوَ دُونَ القِيَامِ الأَوَّلِ، ثُمَّ رَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلًا، وَهُوَ دُونَ الرُّكُوعِ الأَوَّلِ، ثُمَّ رَفَعَ، ثُمَّ سَجَدَ، ثُمَّ انْصَرَفَ، وَقَدْ تَجَلَّتِ الشَّمْسُ، فَقَالَ: «إِنَّ الشَّمْسَ وَالقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ، لاَ يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ»
“Dari Ibnu Abbas radhiyallahuanhu, dia berkata bahwa telah terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah Saw.. Maka Rasulullah Saw. melakukan shalat bersama-sama dengan orang banyak. Beliau berdiri cukup lama sekira panjang surah Al-Baqarah, kemudian beliau Saw ruku' yang cukup lama, kemudian bangun dari ruku’, berdiri cukup lama, namun tidak selama berdirinya yang pertama. Kemudian beliau ruku' lagi dengan cukup lama namun tidak selama ruku' yang pertama, kemudian sujud (seperti shalat biasanya), kemudian berdiri lagi, berdiri yang cukup lama namun tidak selama berdiri yang pertama, kemudian ruku’ namun tidak sepanjang (lama) ruku’ yang pertama, kemudian bangun dari ruku’, berdiri cukup lama namun tidak selamanya yang pertama, kemudian ruku’ yang cukup lama namun tidak selama yang pertama, kemudian bangun dari ruku’, lalu sujud (seperti shalat biasanya), kemudian pindah tempat dan sungguh matahari sudah nampak kembali, maka Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya gerhana matahari dan bulan tidak terjadi karena kematian atau lahirnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana tersebut, maka berdzikirlah kepada Allah”. (HR. Al-Bukhari)

Tatacara shalat gerhana seperti diatas merupakan tatacara shalat gerhana yang sempurna. Namun sah saja melaksanakan shalat gerhana hanya 2 raka’at dengan 2 kali berdiri, 2 kali membaca surah al-Fatihah, dan 2 kali ruku’ seperti halnya shalat Jum’at, tetapi tata cara pelaksanaan yang demikian berarti meninggalkan fadlilah (keutamaan didalam shalat gerhana) karena menyelisihi apa yang telah dipraktekkan oleh Nabi Saw.

KHUTBAH SHALAT GERHANA
Setelah melaksanakan shalat gerhana disunnahkan adanya khutbatain (dua khutbah), namun khutbah tersebut bukan menjadi syarat sahnya shalat. Tatacara dua khutbah tersebut seperti halnya dua khutbah Jum'at dalam hal rukun-rukun, syarat-syarat dan lainnya. Sama saja, shalat gerhananya dilakukan secara berjama'ah di kota atau desa, dilakukan oleh orang-orang yang sedang perjalanan (musafirun) di shohro' (tanah lapang) atau masjid, dan shalatnya ahlul badiyah (daerah terpencil/pedalaman). Sedangkan bagi orang yang shalat gerhana sendirian (munfarid), tidak perlu adanya khutbah.

Materi isi dalam khutbah tersebut adalah memotivasi masyarakat atau mengajak mereka bertaubat dari berbagai kema'siatan, mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik, bershadaqah, memberikan peringatan dari sikap lalai dan terlena, memerintahkan mereka agar perbanyak do'a, istighfar, dzikir dan sebagainya. []

 

Penulis : Abdur Rohim
Pengajar SMK Nahdlatul Ulama di Pondok Pesantren Modern Al-Muttaqien


Referensi :
- al-Fiqhu al-Manhaji ala Madzhab al-Imam al-Syafi'i,
- al-Bayan fil Fiqhi al-Syafi'i lil-Imrani,
- al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab lil-Imam al-Nawawi, dan lainnya.

]]>
[email protected] (Pengelola) Kolom Santri Mon, 07 Mar 2016 10:57:09 +0000
Liburan Idul Adlha 22-26 September 2015 http://almuttaqienbalikpapan.com/ikhbar/infopesantren/item/40-liburan-idul-adlha-22-26-september-2015 http://almuttaqienbalikpapan.com/ikhbar/infopesantren/item/40-liburan-idul-adlha-22-26-september-2015

Awal September 2015, izin pulang untuk keperluan tertentu ditutup bagi santri Pondok Pesantren Modern Al-Muttaqien Balikpapan. Hal itu karena dibulan September juga ada masa libur hari raya Idul Adlha 1436 H. Libur hari raya berlangsung dari tanggal 22 September - 26 September 2015.

Santri telah diizinkan pulang pada hari Selasa pagi dan wajib kembali selambat-lambatnya pada Sabtu (26/9) sebelum shalat 'Ashar.

]]>
[email protected] (Pengelola) Informasi Mon, 21 Sep 2015 21:02:54 +0000
KH. M. Anas Mochtar : Pertahankan Tradisi Ciri Khas NU http://almuttaqienbalikpapan.com/ikhbar/ikhbar-umum/item/36-kh-m-anas-mochtar-pertahankan-tradisi-ciri-khas-nu http://almuttaqienbalikpapan.com/ikhbar/ikhbar-umum/item/36-kh-m-anas-mochtar-pertahankan-tradisi-ciri-khas-nu

Mustasyar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Balikpapan KH Moch. Anas Mochtar mengingatkan para pengurus NU dan tokoh-tokoh NU agar mempertahankan tradisi-tradisi yang ada di lingkungan Nahdlatul Ulama. Salah satunya tradisi saat membuka dan menutup acara-acara tertentu.


"Saya mengingatkan dan mengimbau kepada seluruh pengurus NU dan tokoh-tokoh NU agar ketika membuka dan menutup acara tidak mengabaikan tradisi yang menjadi ciri khas Nahdlatul Ulama," ujar Kiai Anas Mochtar dalam pembukaan Sarasehan Nasional tentang Keagamaan, Keummatan dan Kebangsaan yang digelar oleh PWNU Kalimantan Timur di Pondok Pesantren Modern Al-Muttaqien Balikpapan, Rabu (24/9/2014).

Pengasuh Pondok Pesantren Modern Al-Muttaqien itu menyampaikan, sepadat apapun rangkaian acara yang disusun, hendaknya tetap melaksanakan tradisi yang sudah menjadi ciri khas NU. Diantaranya, pertama adalah tawassul kepada Rasulullah SAW, para nabi, ulama, auliya dan pendiri-pendiri NU. Kemudian mengawali acara dengan pembacaan shalawat seperti Burdah dan lainnya.

"Ini yang ingin saya tekankan kepada pengurus NU dan generasi NU di masa yang akan datang. Jangan pernah melupakan itu," tandasnya.

Kiai yang juga Ketua MUI Balikpapan Bidang Fatwa itu menambahkan, di akhir acara hendaknya ditutup dengan pembacaan shalawat Badar, dilanjutkan dengan surah al-'Ashr, dan Hamdalah. "Saya ingat sekali pesan tokoh-tokoh NU dahulu. Bila menutup acara, tutup dengan membaca al-'Ashr bersama-sama, kemudian Alhamdulillahi Rabbil 'Alamiin", pungkasnya.

Hadir dalam kegiatan Sarasehan Nasional tersebut, antara lain, Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Hasyim Muzadi, Wakil Ketua PP Lakpesdam PBNU Prof. Dr. M. Mas’ud Said, Ketua PWNU Kaltim KH Muhammad Rasyid, sejumlah Pengurus Wilayah NU Kaltim lainnya, dan perwakilan PCNU se-Kaltim (Kalimantan Timur) dan Kaltara (Kalimantan Utara).

Sumber NU Online

]]>
[email protected] (Pengelola) Ikhbar Umum Wed, 19 Nov 2014 00:29:48 +0000
Ponpes Modern Al Muttaqien Balikpapan Miliki Infrastruktur Yang Memadai http://almuttaqienbalikpapan.com/ikhbar/ikhbar-pesantren/item/35-ponpes-modern-al-muttaqien-balikpapan-miliki-infrastruktur-yang-memadai http://almuttaqienbalikpapan.com/ikhbar/ikhbar-pesantren/item/35-ponpes-modern-al-muttaqien-balikpapan-miliki-infrastruktur-yang-memadai

SUASANA rindang dengan sejumlah pohon besar menutupi cahaya matahari. Punya pagar beton seperti perkampungan kecil dengan bangunan bertingkat dua tersebut berwarna hijau terang. Suasana asri itu terlihat saat Kaltim Post menginjakkan kaki masuk ke Ponpes Al-Muttaqien, pekan lalu. Beberapa santri tampak bercanda dengan sesama santri di halaman kelas.


Media ini pun segera menemui KH Mohammad Anas Mochtar, pendiri Ponpes Al-Muttaqien. Saat itu, dia sedang mengajar salah seorang santri perempuan menulis bahasa Arab. Dengan sabar Anas meminta santri tersebut membenahi beberapa tulisannya. Karakter kuat sebagai sosok pengasuh yang disegani.

Pelopor pendiri Yayasan Ponpes Modern Al-Muttaqien ini tidak hanya Anas. Adapun tiga orang lain ikut andil yaitu Machsun Sholeh, Bustani Daeng, dan Idrus Sompa. Kini hanya tersisa Anas dan Machsun, sedangkan dua lainnya telah tiada. Rupanya mereka berdua pun berasal dari daerah yang sama Jombang, Jawa Timur.

Mengenakan baju batik, dia bercerita, sebelum tiba di Balikpapan, Anas terlebih dulu ke Tarakan pada 1970 silam. Lalu berpindah ke Bulungan, hingga akhirnya menetap di Balikpapan sejak 1980.

Lulusan dua pondok ternama di Jombang, Pondok Pesantren Darul Ulum dan Pondok Pesantren Raudhatul Ulum di Kediri mendorong ia terjun di dunia pendidikan, khususnya agama. “Tidak ada niatan lain, selain mencari ilmu dan bekal akhirat,” tuturnya.

Punya niatan besar, ia pun mengajak Machsun Sholeh membangun Langgar Al-Muhajirin di Gunung Guntur, Balikpapan pada 1985. Kala itu bernama Yayasan Pendidikan Islam Al-Muhajirin. Yang hanya menangani satu pendidikan formal yaitu Madrasah Diniyah Awaliyah.

Sehubungan pemugaran Langgar Al-Muhajirin menjadi Masjid Al-Muhajirin, yayasan pendidikan mengalihkan kegiatan ke Langgar Al-Muttaqien tahun 1988. Dan secara yuridis berganti nama menjadi Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Al-Muttaqien. “Kami sepakat meningkatkan pendidikan dari sebuah madrasah menjadi Yayasan Pondok Pesantren Modern (YPPM) Al-Muttaqien,” bebernya.

Secara resmi pada Desember 2001 yayasan itu terbentuk dan mulai membangun asrama pada Januari 2002 lalu. Kini setidaknya santri di ponpes itu sebanyak 173. Terdiri 78 putra dan 98 putri. Pusat pendidikan agama Islam ini memiliki 45 pengajar.

Kebanyakan santri berasal dari Bontang, Sangatta, Berau, Nunukan, Bulungan, Kukar, dan Penajam Paser Utara (PPU). Rutinitas keseharian dimulai pukul 04.30 Wita hingga 22.00 Wita. Selama Ramadan, aktivitas dimulai pukul 04.30 Wita hingga pukul 23.00 Wita, karena ada tadarus. (*/yin/rom/k8)

Sumber Kaltim Post

]]>
[email protected] (Pengelola) Ikhbar Pesantren Tue, 18 Nov 2014 23:57:43 +0000
KH. M. Anas Mochtar Saat Diwawancari Majalah Al-Ikhlas http://almuttaqienbalikpapan.com/ikhbar/ikhbar-pesantren/item/34-kh-m-anas-mochtar-saat-diwawancari-majalah-al-ikhlas http://almuttaqienbalikpapan.com/ikhbar/ikhbar-pesantren/item/34-kh-m-anas-mochtar-saat-diwawancari-majalah-al-ikhlas

Pengasuh Pondok Pesantren Modern Al-Muttaqien Balikpapan KH. Mohammad Anas Mochtar diwawancarai oleh Tim Redaktur Majalah IKHLAS pada 5 Juni 2012 lalu. Kyai Anas juga merupakan Ketua Bidang Komisi Hukum dan Fatwa MUI Kota Balikpapan, Pendiri dan Wakil Ketua BAZDA Kota Balikpapan.

]]>
[email protected] (Pengelola) Ikhbar Pesantren Tue, 18 Nov 2014 23:46:18 +0000