Ikhbar Ponpes Modern Al-Muttaqien Balikpapan merupakan pesantren dengan sistem pengajaran yang memadukan antara salaf dengan pendidikan modern, sesuai dengan kaidah Al-Muhafadhah alal Qadimish Shalih wal Akhdzu bil-Jadidil Ashlah http://almuttaqienbalikpapan.com Sun, 16 Oct 2016 11:28:50 +0000 Joomla! - Open Source Content Management en-gb Kiai Anas Ingatkan Pentingnya Akhlak http://almuttaqienbalikpapan.com/ikhbar/ikhbar-umum/item/37-kiai-anas-ingatkan-pentingnya-akhlak http://almuttaqienbalikpapan.com/ikhbar/ikhbar-umum/item/37-kiai-anas-ingatkan-pentingnya-akhlak

 

Demikian disampaikan oleh Pengasuh Pesantren Modern Al-Muttaqien Kota Balikpapan Kalimantan Timur KH Mohammad Anas Muchtar dalam acara haflah akhirussanah pesantren tersebut, Sabtu (6/5).

Di hadapan santri dan wali santri, Guru Anas, sapaan sebagian masyarakat kepadanya, mengingatkan peran penting orang tua untuk turut andil dalam menyempurnakan akhlak putra-putrinya. Seperti itu pula seorang pangajar, tidak hanya sekedar mengajarkan keilmuan tetapi bagaimana memberikan contoh akhlak yang baik dan meluruskan akhlak anak didiknya. 

"Santri pada dasarnya sudah pintar, hanya satu yang perlu terus dibenahi, akhlak sebagian santri yang mari kurang. Mari kita sempurnakan bersama-sama", ajak Mustasyar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Balikpapan tersebut.

Salah satu contoh akhlak, sebagaimana disebutkan dalam sebuah kitab etika menuntut ilmu, kata Kiai Anas, santri tidak diperkenankan untuk duduk di kursi yang digunakan ustadz atau gurunya. Tetapi yang hal yang demikian, di era saat ini sudah mulai pudar. Padahal bisa jadi ilmu yang tidak bermanfaat disebabkan kurangnya akhlak kepada gurunya. 

Dalam kesempatan itu, Kiai Anas, juga bercerita tentang kisah Alqamah yang durhaka kepada ibunya hingga membuatnya sulit sakaratul maut. Namun, berkat kebijaksaan Rasulullah, ibu Alqamah akhirnya memberikan maaf kepada anaknya tersebut.

"Kisah ini juga mengandung mengandung sebuah pelajaran tentang pentingnya akhlak kepada kedua orang tua," tutur Kiai Anas. 

Pesantren Modern Al-Muttaqien merupakan salah satu pondok di Balikpapan yang memiliki jenjang pendidikan formal mulai dari Raudlatul Athfal (RA) Al-Muttaqien, Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Muttaqien, Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Muttaqien dan SMK Nahdlatul Ulama. Selain itu, juga memiliki jenjang pendidikan non-formal seperti Madrasah Diniyyah al-Ula, Madrasah Diniyah al-Wustho, dan Madrasah Diniyyah Al-Ulya. (abdur rahim/mukafi niam)

]]>
[email protected] (فتح الرحمن) Ikhbar Umum Wed, 10 Jun 2015 13:29:00 +0000
KH. M. Anas Mochtar : Pertahankan Tradisi Ciri Khas NU http://almuttaqienbalikpapan.com/ikhbar/ikhbar-umum/item/36-kh-m-anas-mochtar-pertahankan-tradisi-ciri-khas-nu http://almuttaqienbalikpapan.com/ikhbar/ikhbar-umum/item/36-kh-m-anas-mochtar-pertahankan-tradisi-ciri-khas-nu


"Saya mengingatkan dan mengimbau kepada seluruh pengurus NU dan tokoh-tokoh NU agar ketika membuka dan menutup acara tidak mengabaikan tradisi yang menjadi ciri khas Nahdlatul Ulama," ujar Kiai Anas Mochtar dalam pembukaan Sarasehan Nasional tentang Keagamaan, Keummatan dan Kebangsaan yang digelar oleh PWNU Kalimantan Timur di Pondok Pesantren Modern Al-Muttaqien Balikpapan, Rabu (24/9/2014).

Pengasuh Pondok Pesantren Modern Al-Muttaqien itu menyampaikan, sepadat apapun rangkaian acara yang disusun, hendaknya tetap melaksanakan tradisi yang sudah menjadi ciri khas NU. Diantaranya, pertama adalah tawassul kepada Rasulullah SAW, para nabi, ulama, auliya dan pendiri-pendiri NU. Kemudian mengawali acara dengan pembacaan shalawat seperti Burdah dan lainnya.

"Ini yang ingin saya tekankan kepada pengurus NU dan generasi NU di masa yang akan datang. Jangan pernah melupakan itu," tandasnya.

Kiai yang juga Ketua MUI Balikpapan Bidang Fatwa itu menambahkan, di akhir acara hendaknya ditutup dengan pembacaan shalawat Badar, dilanjutkan dengan surah al-'Ashr, dan Hamdalah. "Saya ingat sekali pesan tokoh-tokoh NU dahulu. Bila menutup acara, tutup dengan membaca al-'Ashr bersama-sama, kemudian Alhamdulillahi Rabbil 'Alamiin", pungkasnya.

Hadir dalam kegiatan Sarasehan Nasional tersebut, antara lain, Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Hasyim Muzadi, Wakil Ketua PP Lakpesdam PBNU Prof. Dr. M. Mas’ud Said, Ketua PWNU Kaltim KH Muhammad Rasyid, sejumlah Pengurus Wilayah NU Kaltim lainnya, dan perwakilan PCNU se-Kaltim (Kalimantan Timur) dan Kaltara (Kalimantan Utara).

Sumber NU Online

]]>
[email protected] (Pengelola) Ikhbar Umum Wed, 19 Nov 2014 00:29:48 +0000
Ponpes Modern Al Muttaqien Balikpapan Miliki Infrastruktur Yang Memadai http://almuttaqienbalikpapan.com/ikhbar/ikhbar-pesantren/item/35-ponpes-modern-al-muttaqien-balikpapan-miliki-infrastruktur-yang-memadai http://almuttaqienbalikpapan.com/ikhbar/ikhbar-pesantren/item/35-ponpes-modern-al-muttaqien-balikpapan-miliki-infrastruktur-yang-memadai


Media ini pun segera menemui KH Mohammad Anas Mochtar, pendiri Ponpes Al-Muttaqien. Saat itu, dia sedang mengajar salah seorang santri perempuan menulis bahasa Arab. Dengan sabar Anas meminta santri tersebut membenahi beberapa tulisannya. Karakter kuat sebagai sosok pengasuh yang disegani.

Pelopor pendiri Yayasan Ponpes Modern Al-Muttaqien ini tidak hanya Anas. Adapun tiga orang lain ikut andil yaitu Machsun Sholeh, Bustani Daeng, dan Idrus Sompa. Kini hanya tersisa Anas dan Machsun, sedangkan dua lainnya telah tiada. Rupanya mereka berdua pun berasal dari daerah yang sama Jombang, Jawa Timur.

Mengenakan baju batik, dia bercerita, sebelum tiba di Balikpapan, Anas terlebih dulu ke Tarakan pada 1970 silam. Lalu berpindah ke Bulungan, hingga akhirnya menetap di Balikpapan sejak 1980.

Lulusan dua pondok ternama di Jombang, Pondok Pesantren Darul Ulum dan Pondok Pesantren Raudhatul Ulum di Kediri mendorong ia terjun di dunia pendidikan, khususnya agama. “Tidak ada niatan lain, selain mencari ilmu dan bekal akhirat,” tuturnya.

Punya niatan besar, ia pun mengajak Machsun Sholeh membangun Langgar Al-Muhajirin di Gunung Guntur, Balikpapan pada 1985. Kala itu bernama Yayasan Pendidikan Islam Al-Muhajirin. Yang hanya menangani satu pendidikan formal yaitu Madrasah Diniyah Awaliyah.

Sehubungan pemugaran Langgar Al-Muhajirin menjadi Masjid Al-Muhajirin, yayasan pendidikan mengalihkan kegiatan ke Langgar Al-Muttaqien tahun 1988. Dan secara yuridis berganti nama menjadi Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Al-Muttaqien. “Kami sepakat meningkatkan pendidikan dari sebuah madrasah menjadi Yayasan Pondok Pesantren Modern (YPPM) Al-Muttaqien,” bebernya.

Secara resmi pada Desember 2001 yayasan itu terbentuk dan mulai membangun asrama pada Januari 2002 lalu. Kini setidaknya santri di ponpes itu sebanyak 173. Terdiri 78 putra dan 98 putri. Pusat pendidikan agama Islam ini memiliki 45 pengajar.

Kebanyakan santri berasal dari Bontang, Sangatta, Berau, Nunukan, Bulungan, Kukar, dan Penajam Paser Utara (PPU). Rutinitas keseharian dimulai pukul 04.30 Wita hingga 22.00 Wita. Selama Ramadan, aktivitas dimulai pukul 04.30 Wita hingga pukul 23.00 Wita, karena ada tadarus. (*/yin/rom/k8)

Sumber Kaltim Post

]]>
[email protected] (Pengelola) Ikhbar Pesantren Tue, 18 Nov 2014 23:57:43 +0000
KH. M. Anas Mochtar Saat Diwawancari Majalah Al-Ikhlas http://almuttaqienbalikpapan.com/ikhbar/ikhbar-pesantren/item/34-kh-m-anas-mochtar-saat-diwawancari-majalah-al-ikhlas http://almuttaqienbalikpapan.com/ikhbar/ikhbar-pesantren/item/34-kh-m-anas-mochtar-saat-diwawancari-majalah-al-ikhlas ]]> [email protected] (Pengelola) Ikhbar Pesantren Tue, 18 Nov 2014 23:46:18 +0000 Mantan Model Play Boy Masuk Islam karena Hijab http://almuttaqienbalikpapan.com/ikhbar/ikhbar-umum/item/26-mantan-model-play-boy-masuk-islam-karena-hijab http://almuttaqienbalikpapan.com/ikhbar/ikhbar-umum/item/26-mantan-model-play-boy-masuk-islam-karena-hijab


"Saya berharap, semua orang berdoa saya mampu melaluinya dengan tabah dan berkomitmen untuk perjalanan baru saya ini,” kata Felixia Yeap dalam halaman Facebooknya yang di-like sebanyak 750,000, sebagaimana dilaporkan oleh Malaysia Chronicle baru-baru ini.

"Hanya Allah yang membalas semua orang yang berdoa untuk kehidupan baru saya,” kata perempuan berumur 28 tahun ini.

Status pengumuman kepindahannya pada Islam diterima secara luas oleh para fansnya, yang memberi selamat atas keputusan tersebut.

Yeap berpose untuk Playboy edisi Philipina setelah menjalani karir sebagai model selama tiga tahun lalu.

Selama tahun-tahun tersebut, dia meratapi perasaannya bahwa dia “dimanfaatkan” oleh para lelaki yang hanya mencari kesenangan, bukan istri untuk menikah.

Pada 2013, kehidupan gadis muda Malaysia ini berubah setelah jatuh cinta dengan hijab setelah menerima tawaran mengikuti parade dengan hijab untuk casting komersial, yang memberinya kesempatan tak terduga atas perasaan perlindungan, kebahagiaan, dan keamanan.

"Saya percaya bahwa saya bernilai lebih daripada hanya menampilkan tubuh saya. Saya lebih dari itu.
"Dan saya tidak merasa bangga dengan perhatian- atau memperlakukan saya sebagai idol atau role model,” katanya dalam sebuah blog dengan judul,"Kebenaran Dibalik Hijab Saya” akhir tahun lalu.

Dalam media sekuler, hijab seringkali digunakan sebagai contoh atas “penaklukan” perempuan dalam hukum Islam, padahal Islam mengakui hak-hak perempuan, sekaligus memberi perlindungan dan penghormatan, satu kombinasi yang tidak bisa ditawarkan oleh sistem lain. (onislam.net/mukafi niam/nu.or.id)

]]>
[email protected] (Pengelola) Ikhbar Umum Mon, 07 Jul 2014 17:12:15 +0000