SYARAT SYARAT MENCARI ILMU

Di dalam Kitab Ta’aliimul Muta’llim menjelaskan :



بسم الله الرحمن الرحيم

اَلَا لَاتَنَالُ العِلْمَ اِلَّابِسِتَّةِ   #  سَأُنْبِيْكَ عَنْ مَجْمُوْعِهَابِبَيَانِ

Akan ku ceritakan terkumpulya dengan jelas    #    Ingatlah enam syarat berhasilnya ilmu

 

ذُكَاءِوَحِرْصٍ وَاصْطِبَارٍوَبُلْغَةٍ  #  وَإِرْشَادِأُسْتَاذِوَطُوْلِ زَمَانِ

          Yaitu cerdas, semangat, sabar, ada biaya      #        Juga didikan guru dan waktu yang lama

 Ingatlah….. tidak akan kalian mendapatkan ilmu yang manfaat kecuali dengan 6 syarat,yaitu :

  • cerdas
  • semangat
  • sabar
  • biaya
  • petunjuk ustadz/guru
  • waktu yang lama
  • Cerdas, artinya kemampuan untuk menangkap ilmu, bukan berarti IQ harus tinggi,walaupun dalam mencari ilmu IQ yang tinggi sangat menentukan sekali ,perlu diingat  bahwa kecerdasan  adalah laksana pedang,semakin sering diasah dan dipergunakan maka pedang akan semakin mengkilat dan tajam ,adapun bila didiamkan maka akan karatan dan tumpul ,begitupula akal semakin sering dibuat untuk berfikir dan mengaji maka akan semakin tajam daya tangkapnya dan bila dibiarkan maka akan  tumpul tidak akan mampu menerima ilmu apapun juga.
  • Semangat, artinya sungguh-sungguh dengan bukti ketekunan, mencari ilmu tanpa kesemangatan dan ketekunan tidak akan menghasilkan apa-apa, apalagi ilmu agama adalah sesuatu yang mulia yang tidak akan dengan mudah bisa didapatkan karena mencari ilmu itu sulit, apa yang kemarin dihafalkan belum tentu sekarang masih bisa hafal. Nah inilah yang disebut istiqomah(kontinyu) dan berulang karena tabiat manusia itu LUPA.
  • Sabar,artinya tabah menghadapi cobaan dan ujian dalam mencari ilmu, orang yang mencari ilmu adalah orang yang mencari jalan lurus menuju penciptanya, oleh karena itu syetan sangat membenci pada mereka,apa yang dikehendaki syetan adalah agar tidak ada orang yang mencari ilmu,tidak ada orang yang akan mengajarkan pada umat bagaimana cara beribadah dan orang yang akan menasehti umat agar tidak tergelincir kemaksiatan.
  • Biaya,artinya orang mengaji perlu biaya seperti juga setiap manusia hidup yang memerlukannya, tapi jangan diartikan mentah seperti  harus punya uang apalagi uang yang banyak,biaya disini hanya kebutuhan kita makan minum sandang dan papan secukupnya,pun tidak harus merupakan bekal materi, dalam sejarah kepesantrenan dari zaman sahabat nabi sampai zaman ulama terkemuka kebanyakan para santrinya adalah orang-orang yang tidak mampu,seperti Abu hurairoh, sahabat Nabi seorang perawi hadist terbanyak adalah orang yang  fakir secra harta materi duniawi ,imam syafi’i adalah seorang yatim .
  • Petunjuk ustadz, artinya orang mengaji harus digurukan tidak boleh dengan belajar sendiri,ilmu agama adalah warisan para nabi bukan barang hilang yang bisa dicari di kitab-kitab, dalam sebuah makalah [ saya tidak tahu apakah ini hadis atau sekedar kata-kata ulama] barang siapa belajar tanpa guru maka gurunya adalah syetandan ada pula makalah لقال من قال بماشاء السند لولا andai tidak ada sanad [pertalian murid dan guru] maka akan berkata orang yang berkata[tentang agama] sekehendak hatinya.  Kita bisa melihat sejarah penurunan wahyu dan penyampaiannya kepada para sahabat,betapa Nabi setiap bulan puasa menyimakkan Al-Qur’an kepada jibril dan sebaliknya, kemudian Nabi menyampaikan kepada para sahabat,sahabat menyampaikan kepada para tabi’in, lalu para tabi’in menyampaikan pada tabi’i at-tabi’in dan seterusnya kepada ulama salaf,lalu ulama kholaf, lalu ulama mutaqoddimin lalu ulama muta’akhirin dan seterusnya sampai pada umat sekarang ini, jadi ilmu yang kita terima sekarang ini adalah ilmu yang bersambung sampai Nabi dan sampai kepada Allah subhanahu wa ta’ala, jadi sangat jelas sekali bahwa orang yang belajar harus lewat bimbingan seorang guru,guru yang bisa menunjukkan apa yang dikehendaki oleh sebuah pernyataan dalam sebuah ayat atau hadis atau ibarat kitab salaf, karena tidak semua yang tersurat mencerminkan apa yang tersirat dalam pernyatan.
  • Waktu yang Lama, artinya orang belajar perlu waktu yang lama, bukan berarti tanpa target,sebab orang belajar harus punya target,tanpa target akan hampa dan malaslah kita belajar. (Al-Kitab : Ta’aliimul Muta’llim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*