Nabi Adam itu Nabi sekaligus Rasul, atau Nabi saja ?

Umumnya kita mengetahui bahwa seorang rasul diutus oleh Allah kepada suatu umat, sehingga menimbulkan pertanyaan terhadap posisi Nabi Adam alaihissalam. Apakah Adam hanya seorang Nabi atau sekaligus Rasul? Jika seorang Rasul, lalu siapa umatnya?.

Sebagian pendapat menyatakan bahwa Adam hanya seorang Nabi, bukan seorang Rasul, dengan mendasarkan pada hadits riwayat Ibnu Hibban berikut:

«أن النبي-صلى الله عليه وسلم- سئل عن آدم أَنَبِيٌّ هو؟ قال: «نعم نبي مكلم»
Nabi Saw ditanya tentang apakah Adam seorang Nabi ?. Nabi menjawab: “Ia seorang Nabi Mutakallam (yang diajak berbicara oleh Allah)”

Namun, pendapat lain menyatakan bahwa Adam bukan hanya manusia pertama, tapi juga seorang Nabi dan Rasul. Dalil bahwa Adam juga seorang Rasul adalah firman Allah SWT :

وَعَلَّمَ آدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ، فَقَالَ أَنبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَٰؤُلَاءِ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ
Dia mengajarkan Adam semua nama-nama (benda), kemudian menampilkan semuanya di hadapan malaikat, lalu mengatakan, ‘Sebutkanlah kepada-Ku nama-nama semua benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar,’” (Surat Al-Baqarah ayat 31).

Ayat ini menyatakan bahwa Allah mewahyukan kepada Adam dengan sebuah syariat untuk diajarkan kepada keturuannya. Tentu saja syariat Nabi Adam berbeda dengan syariat nabi lainnya, termasuk juga berbeda dengan syariat Nabi Muhammad SAW. Menurut mufassir, syariat Nabi Adam membolehkan seorang lelaki menikahi saudarinya yang tidak lahir bersamaan. Itu karena belum ada siapapun selain keturunan (anak-anak) Nabi Adam.

Selain ayat diatas, juga terdapat riwayat bahwa Nabi Adam as juga seorang Rasul. Diriwayatkan dari Abu Dzar, didalam Shahih Ibnu Hibban, dengan riwayat yang panjang, sebagai berikut

روى أبو ذر رضي الله عنه، عن الرسول -صلى الله عليه وسلم- قوله: “قُلْتُ: يا رسولَ اللهِ كمِ الأنبياءُ؟ قال: (مئةُ ألفٍ وعشرونَ ألفًا)، قُلْتُ: يا رسولَ اللهِ كمِ الرُّسلُ مِن ذلك؟ قال: (ثلاثُمئةٍ وثلاثةَ عشَرَ جمًّا غفيرًا) قال: قُلْتُ: يا رسولَ اللهِ مَن كان أوَّلَهم؟ قال: (آدَمُ) قُلْتُ: يا رسولَ اللهِ أنبيٌّ مرسَلٌ؟ قال: (نَعم خلَقه اللهُ بيدِه ونفَخ فيه مِن رُوحِه وكلَّمه قبْلًا”
Aku (Abu Dzar) berkata: “Wahai Rasulullah, berapa jumlah para Nabi?”. Nabi menjawab: “jumlahnya 120 ribu”. Aku berkata: “Berapa jumlah para Rasul?”. Nabi menjawab : “Kira-kira 313”. Aku berkata : “Siapa yang pertama wahai Rasulullah?”. Nabi menjawab : “Adam”. Aku bertanya lagi: “Apakah Adam seorang nabi sekaligus rasul?”. Nabi menjawab : “Iya, Allah menciptakannya dengan Yad-Nya, meniupkan ruh kepadanya, dan berbicara dengannya”.

Adapun berkaitan dengan hadits tentang syafaah,

فَيَأْتُونَ نُوحًا فَيَقُولُونَ: يَا نُوحُ، إِنَّكَ أَنْتَ أَوَّلُ الرُّسُلِ إِلَى أَهْلِ الأَرْضِ
“… mereka datang kepada Nuh, kemudian berkata : Wahai Nuh, engkau adalah Rasul pertama kepada penduduk bumi..”

Setelah ulama menjelaskan panjang lebar, memberikan kesimpulan bahwa Nabi Adam dan Nabi Syith (putra ketiga Nabi Adam) adalah Nabi sekaligus Rasul (utusan) sebelum Nabi Nuh, hanya saja Adam diutus kepada keturunannya saja, sebab belum ada orang kafir. Adam diperintahkan untuk mengajarkan keimanan dan keta’atan kepada Allah SWT. Dan Nabi Syith sebagai pengganti setelah Nabi Adam as. Sedangkan Nabi Nuh adalah rasul pertama yang diutus berdakwah kepada kaum kafir, sekaligus termasuk salah satu dari Ulul Azmi.

Jadi keduanya sama-sama seorang rasul pertama dari segi objek dakwah masing-masing. Adam as adalah Nabi sekaligus Rasul pertama yang diutus kepada keturunannya. Sedangkan Nuh as adalah Nabi sekaligus Rasul pertama yang diutus kepada kaum kafir. []

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*