Dalam acara Haflah Akhirissanah 2018/2019 Yayasan Pondok Pesantren Modern Al-Muttaqien Balikpapan yang dirangkai dengan Haul ke-2 atas wafatnya Pendiri Pondok Pesantren Modern Al-Muttaqien KH. Muhammad Anas Mochtar, mauidlah hasanah disampaikan oleh Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Balikpapan KH. Muhammad Muhlasin yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Al-‘Izzah Km. 15 Balikpapan.
Dalam mauidlahnya, KH. Muhammad Muhlasin menyampaikan beberapa pesan kepada para santri yang telah mengeyam pendidikan pesanten dan telah mempelajari ulumud diniyyah (ilmu-ilmu agama) yang mana itu merupakan satu hal yang sangat penting, khususnya dimasa kini.
1. Pintar dan Benar
Kiai Muhlasin mengatakan bahwa santri harus menjadi generasi yang pintar sekaligus benar. Sebab pintar saja tidak cukup kalau tidak benar, demikian pula sebaliknya.
“Kita penting menjadi generasi yang pintar, tetapi pintar saja tidak cukup. Harus menjadi santri yang benar. Benar saja tidak cukup kalau tidak pintar. Pintar saja tidak cukup kalau tidak benar. Di pesantren para santri ditempa tidak hanya menjadi pintar, juga menjadi generasi-generasi yang benar.”, tuturnya.
3. Santri Untuk Selamanya
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Izzah itu juga berpesan agar santri baik yang masih tinggal dipesantren atau yang sudah alumni untuk senantiasa merasa dirinya sebagai santri, harus memposisikan diri sebagai santri dimana pun berada dan sampai kapanpun, agar memperoleh keberkahan dan manfaat dari ilmu pesantren.
“Bagi santri yang masih mukim atau sudah tidak mukim, jangan pernah merasa sudah tidak santri lagi. Santri itu sampai mati, sampai akhir hayat kita. Cuma bedanya, kalau alumni itu santri yang tinggal dirumah masing-masing. Tetapi hakikatnya, baik lahir maupun batin harus tetap memposisikan dirinya tetap menjadi santri, kalau ingin mendapatkan keberkahan dan manfaat dari ilmu yang kita peroleh dari pondok pesantren. Kita semua adalah orang-orang yang pernah mengeyam pendidikan di pesantren.”, jelasnya.
3. Tidak Khawatir Duniawi
Seorang santri yang menempuh pendidikan di Pondok Pesantren tidak perlu khawatir dengan masalah duniawi, selama mau bersunguh-sungguh belajar.
“Tidak usah khawatir, mau kerja apa. Tapi yakinlah ilmu yang kalian dapat dari pesantren itu akan membawa kebahagiaan dunia dan akhirat.”, pesannya.
4. Siap Menghadapi Tantangan
Kiai Muhlasih juga memberikan gambaran tentang dunia diluar tembok pesantren yang penuh tantangan. Seorang santri harus siap menghadapinya dengan bekal ilmu-ilmu yang sudah diperoleh dari pesantren.
“Diluar pesantren, sangat banyak tantangan dalam berbagai persoalan. Diluar tembok pesantren, sudah bermacam-macam dari beribadah.” tuturnya.
5. Berpegang Kepada Ahlussunnah wal Jama’ah
Diakhir mauidlahnya, Kiai Muhlasin juga berpesan agar tetap berpegang kepada aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah An-Nahdliyah (ala NU) sebagaimana sudah menjadi doktrin ajaran di Pondok Pesantren Modern Al-Muttaqien Balikpapan.